Ketika
panjang gelombang suatu radiasi hampir sama dengan jarak antar atom dalam
kristal, maka salah satu kemungkinan yang terjadi adalah peristiwa difraksi. Proses difraksi ini akan memberikan sekumpulan
pola gelap terang yang dipengaruhi susunan geometri dan atom dalam kristal.
Jadi, jika posisi dan intensitas sinar yang terdifraksi dapat direkam, itu akan
dapat membantu kita dalam menentukan struktur kristal suatu bahan dan sifat
kimianya.
Gambar : Proses terjadinya difraksi sinar-X
Ketika berkas sinar-X berinteraksi
dengan suatu material, maka akan terbentuk pola difraksi gelap dan terang
sebagai hasil dari interaksi antara sinar-X dan atom-atom yang tersusun di
dalam kristal. Hukum Bragg merumuskan tentang persyaratan yang harus dipenuhi
agar berkas sinar X yang mengenai bahan merupakan berkas difraksi. Prinsip
kerja sinar-X diilustrasikan pada Gambar. Misalkan ada dua pantulan sinar ke-1 dan ke-2. Secara
matematis sinar ke-2 tertinggal dari sinar ke-1 sejauh 2dsinθ secara geometris. Agar dua sinar ini dalam fasa yang
sama maka jarak ini harus berupa kelipatan bilangan bulat dari panjang
gelombang sinar λ, sehingga didapatkanlah Hukum Bragg yang berbentuk :
2d sinθ = nλ
Secara matematis,
difraksi hanya terjadi ketika Hukum Bragg dipenuhi. Secara fisis jika kita
mengetahui panjang gelombang dari sinar yang menerpa bahan kemudian kita bisa
mengontrol sudut dari sinar yang mengenai bahan maka kita bisa menentukan jarak
antar atom (geometri dari kisi). Persamaan ini adalah persamaan utama dalam
difraksi. Dengan menghitung d dari
rumus Bragg serta mengetahui nilai h, k,
l dari masing – masing nilai d,
kita bisa menentukan parameter kisi (a,
b dan c) sesuai dengan bentuk kristalnya.
No comments:
Post a Comment