Story

PENGALAMAN BELAJAR BAHASA INGGRIS


Ngomong-ngomong masalah bahasa inggris, sy punya perjalanan dan pengalaman belajar tersendiri dalam hal itu. "Walau pahit, tapi buahnya nanti pasti manis" begitulah kira-kira kata mutiara yang waktu itu sempat memotivasi perjuangan sy.

Awalnya saya belajr bhas inggris tanpa tahu tujuan untuk apa mempelajarinya. Yang jelas prinsip waktu itu adalah, "JALANI SAJA DAN IKUTI KATA GURU DAN ORANG TUA"
pokoknya kendali setir perjalanan belajar masih sepenuhnya dipegang para sesepuh dalam keluarga.

Ketika menginjak kelas 1 SMP saya kursus cuma 1 bulan, coz bentrok dg jadwal sekolah karena untuk kelas 1 jadwalnya siang, dan setelah naik ke kelas 2 tidak pernah lagi mengikuti kursus. Oleh karena itu pada masa SMP, kemampuan bahasa inggris saya masih sangat minim.
Semenjak kelas 1 SMA saya menggunakan buku tata bahasa inggris yang berjudul "Bahasa Inggris tanpa guru sistem 52 M" karangan Herpinus Simanjuntak sebanyak 3 jilid n belinya di toko hikmah pancor Lombok Timur NTB seharga Rp 36.500 (buku+kaset). Buku itu dibelikan bapak,....oh thanks Dad... Di bagian kata pengantar ada tips untuk menggunakan buku tersebut. Beli jilid I dulu dan itu dikuasai dalam waktu 4 bulan dan dalam waktu 1 tahun untuk ketiga jilid. Pembelajar bahasa inggris juga harus punya kamus. Kamus terbaik dan paling banyak dipakai pelajar saat ini adalah kamus yang dikarang oleh Hasan sadili (di toko-toko buku banyak). Selama 3 tahun mempelajari semua jilid buku tersebut ternyata sangat membuahkan hasil. Alhamdulillah saya bisa menjalani Ujian Akhir Nasional untuk bahasa inggris dengan nyantai dan mendapatkan hasil yang sangat memuaskan (nilai 80 keatas).

Pada waktu kuliah di UB Malang, saya sadar ternyata kemampuan bhs inggris sy masih dibawah 50% n itu ditunjukan dg nilai TOEFL yg diperoleh cuma 390. Usaha pun tetap dilakukan untuk meningkatkan skor TOEFL. Buku TOEFL dari BARRON'S menjadi pilihan utama untuk dipelajari. Ditambah lagi, semua buku kuliah hampir semuanya tidak ada yang berbahasa indonesia, jadi mau tidak mau harus dibaca, coz semua tugas kuliah diambil dari sana semua. Tidak hanya sy yang mengalami kendala sepert itu, hampir smw tmen2 kuliah bernasib sama, malah ada yang lebih parah dan ingin mengundurkan diri dari kuliah krna ndk tahan dengan setiap tugas dan tantangan, tapi akhirnya gak jadi (mungkin gak punya nyali). Temen sy ini ibarat "hidup segan mati pun tak mau". Tp akhirnya dia memutuskan untuk tetap bertahan dan tmen saya itu diwisuda bersama saya akhir oktober lalu....hehehe...

Dengan upaya yang sebagian disengaja dan sebagaian lagi terpaksa itu, akhirnya skor TOEFL mengalami peningkatan yang lumayan yaitu 490. nilai itu sudah berada di kisaran 61% (^_^). Perolehan skor sebanyak itu rasanya sy masih blum dikatakan mahir dalam bhs inggris, coz itu masih cuma 61 % ja.

Setelah lulus dari UB Malang, ada keinginan untuk ambil kursus di Kampung Inggris Pare kota Kediri JATIM untuk meningkatkan Skor TOEFl menjadi diatas 550. Ini MISI khusus untuk menembus beasiswa S2 ke luar negeri (beasiswa pemerintah India waktu itu). Namun takdir belum mengijinkan ke sana..... sabar.....


Tidak berhenti sampai disitu, lagi-lagi pada bulan April 2012 saya mempersiapkan diri untuk mengikuti Tes TOEFLnya UGM namanya ACEPT (Academic English Proficiency Test) sebagai syarat pendaftaran program Magister di kampus tersebut. Sebagian besar orang mengatakan kalo tes ACEPT itu sulit, karena model soal-soalnya berbeda dengan TOEFL biasanya. Walaupun begitu saya tetap optimis dan mencari informasi tentang tes ACEPT untuk mendapatkan "materi-materi yang relevan" untuk dipelajari. Dan hasilnya.....? Alhamdulillah saya memperoleh skor 274 atau setara dengan 503 untuk TOEFL. Skor tersebut sebenarnya tidak terlalu tinggi, oleh karena itu saya akan terus berusaha mencoba untuk meningkatkan skor itu sampai 550 atau 600.

ALL BEGINNING IS DIFFICULT, ONLY IN THE BEGINNING......FIGHTING!!!

ITU CERITAKU,SEMOGA BERMANFAAT....