Wednesday, October 12, 2011

Aplikasi Teknologi Nuklir Untuk Mengetahui Tingkat Pencemaran Udara

Pencemaran lingkungan dewasa ini sudah sangat memprihatinkan, terutama di kota-kota besar. Pencemaran udara sangat terasa di daerah yang padat lalu-lintasnya dan di kawasan industri. Pencemaran ini terutama berasal dari gas buang hasil pembakaran kendaraan bermotor dan dari cerobong pabrik. Komponen pencemar udara terdiri atas gas Cox, Nox, Sox, HC, dan partikel. Dampak pencemaran lingkungan terutama gas buang terhadap manusia antara lain berupa gangguan saluran pernafasan, gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi reproduksi, mata pedih, dan sakit kepala. Untuk mengurangi dampak pencemaran udara tersebut antara lain dengan menanam pohon perindang di tepi jalan, di halaman kantor, di halaman pabrik, dan juga di taman-taman. Selain paru-paru kota penghasil oksigen, sebagai penyerap partikel logam berat yang berdampak buruk terhadap kesehatan. Logam berat yang banyak dijumpai sebagai partikel pencemar udara adalah timbal atau Pb. Timbal merupakan bahan aditif dalam bensin sebagai anti knocking agar dalam pembakaran tidak terjadi suara berisik. Bahan aditif tersebut adalah tetraetil lead [(CH3CH2)4Pb] yang berfungsi meningkatkan angka oktan bensin.

Jenis pohon perindang jalan sangat banyak, misalnya pohon bungur (lagerstroemia loudonii), pohon angsa (Pterocarpus indicus), pohon asam kranji (pithecelobium dulce), semuanya dapat menjadi perindang, penyejuk, dan penyegar udara yang telah tercemar. Jenis pohon perindang jalan yang dapat menyerap partikel logam berat dianggap pohon perindang jalan yang paling baik, karena dapat mengurangi keberadaan logam berat sebagai pencemar udara. Proses penyerapan logam berat dan unsur pencemar lainnya adalah karena adanya proses fotosintesis, respirasi, dan transpirasi yang terjadi pada daun. Pemilihan jenis pohon perindang jalan ini dapat dilakukan dengan bantuan aplikasi teknologi jalan utama kota besar. Ambil daunnya untuk dianalisis kemampuan menyerap logam berat dengan proses aktivasi neutron dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  1. Ambil sampel daun dari beberapa jenis pohon perindang yang ada dan ditanam sebagai pohon perindang jalan pada ruas jalan yang sama. Misal daun pohon A, pohon B, dan pohon C.
  2. Lakukan persiapan sampel daun dengan memasukkannya ke dalam gelas beker ukuran 0,5 liter yang diberi aquades dan kocok dalam waktu yang sama untuk setiap jenis daun A, daun B dan daun C.
  3. Air cucian daun (daunnya dikeluarkan) kemudian diuapkan pelan-pelan dengan kompor listrik, sampai tersisa 10 ml.
  4. Masukkan air cucian yang tersisa 10 ml ke dalam wadah polyethylen dan tutup yang rapat.
  5. Lakukan persiapan pembuatan larutan standar, misalnya dengan melarutkan garam Pb dengan berat tertentu ke dalam aquadest dan ini digunakan sebagai larutan standar.
  6. Masukkan 10 ml larutan standar ke dalam wadah polyethylen dan tutup yang rapat.
  7. Sampel dan larutan standar secara bersama-sama diirradiasi dengan neutron.
  8. Lakukan analisis kualitatif terhadap sampel daun dengan metode spektrometri Gamma.
  9. Lakukan analisis kuantitatif dengan membandingkannya dengan sampel standar.
  10. Kesimpulan diambil dari hasil analisis sampel daun, daun manakah yang dapat menyerap Pb paling banyak.
Catatan :  Jangan lupa lakukan kalibrasi energi dan efisiensi spektrometri Gamma dengan cermat.

Bagaimana cara kalibrasi energi dan efisiensi pada spektrometer Gamma dapat didownload disini

Referensi : 
Wardana, wisnu, 2007, Teknologi Nuklir Proteksi Radiasi Dan Aplikasinya, Andi Yogyakarta.         

No comments: